Pendirian Kampus oleh Pemerintah Kolonial Belanda: Sejarah dan Implikasinya bagi Pendidikan di Indonesia

Pendirian Kampus oleh Pemerintah Kolonial Belanda: Sejarah dan Implikasinya bagi Pendidikan di Indonesia


Pendirian Kampus oleh Pemerintah Kolonial Belanda: Sejarah dan Implikasinya bagi Pendidikan di Indonesia

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter dan kemajuan suatu bangsa. Di Indonesia, sejarah pendidikan tidak bisa dilepaskan dari pengaruh kolonialisme Belanda yang mempengaruhi sistem pendidikan di tanah air. Salah satu jejak yang ditinggalkan oleh pemerintah kolonial Belanda adalah pendirian kampus-kampus yang menjadi cikal bakal institusi pendidikan tinggi di Indonesia.

Pendirian kampus oleh pemerintah kolonial Belanda dimulai pada abad ke-19, ketika Belanda mulai mendirikan sekolah-sekolah tinggi untuk mendidik para pegawai pemerintah kolonial dan memperkuat kekuasaan mereka di Indonesia. Salah satu kampus pertama yang didirikan adalah Technische Hogeschool te Bandoeng (THB) pada tahun 1920 di Bandung, yang kemudian berkembang menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB) yang terkenal hingga saat ini.

Selain THB, pemerintah kolonial Belanda juga mendirikan kampus-kampus lain seperti Rechtshogeschool (Fakultas Hukum) di Batavia (sekarang Jakarta), Geneeskundige Hogeschool (Fakultas Kedokteran) di Batavia, dan Landbouwhogeschool (Fakultas Pertanian) di Bogor. Pendirian kampus-kampus ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli di berbagai bidang dan untuk memperkuat dominasi kolonial Belanda di Indonesia.

Implikasi dari pendirian kampus oleh pemerintah kolonial Belanda terhadap pendidikan di Indonesia sangatlah besar. Kampus-kampus tersebut menjadi pusat pendidikan tinggi yang menghasilkan para lulusan yang dididik sesuai dengan kepentingan pemerintah kolonial Belanda. Para lulusan kampus-kampus ini kemudian menjadi bagian dari elit pemerintah kolonial yang memegang kendali atas berbagai aspek kehidupan di Indonesia.

Meskipun pendirian kampus oleh pemerintah kolonial Belanda memberikan kontribusi terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia, namun tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan tersebut juga digunakan sebagai alat untuk memperkuat kekuasaan kolonial Belanda. Pendidikan yang diberikan cenderung mengarah pada pembentukan mentalitas kolonial dan menekan identitas dan budaya lokal Indonesia.

Seiring dengan berakhirnya kolonialisme Belanda dan kemerdekaan Indonesia, kampus-kampus yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda diubah menjadi institusi pendidikan tinggi yang lebih independen dan berorientasi pada kepentingan bangsa Indonesia. Namun, jejak kolonialisme Belanda dalam sistem pendidikan di Indonesia tetap terasa hingga saat ini, baik dalam segi kurikulum maupun struktur institusi pendidikan tinggi.

Dengan demikian, penting bagi kita untuk memahami sejarah pendidikan di Indonesia dan mengkaji implikasi dari pendirian kampus oleh pemerintah kolonial Belanda terhadap perkembangan pendidikan di tanah air. Dengan memahami sejarah tersebut, kita dapat mengambil pelajaran berharga untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia agar lebih mengakomodasi kebutuhan bangsa dan menghargai identitas serta budaya lokal.

Referensi:
1. Durk Gorter, “Colonial Education System in Indonesia during Dutch Colonial Period,” Journal of Educational History, vol. 12, no. 2, 2008.
2. Abdul Wahid, “Sejarah Pendidikan Tinggi di Indonesia: Dari Masa Kolonial hingga Kemerdekaan,” Jurnal Pendidikan, vol. 5, no. 1, 2015.
3. M. Yusuf, “Pengaruh Pendidikan Kolonial Belanda terhadap Sistem Pendidikan Nasional Indonesia,” Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, 2019.